Pages

Wednesday, April 28, 2010

DBD & TIFUS

Dengan hormat,
Anak kami perempuan umur 14 tahun, pada awal april 2006 kami membawanya kerumah sakit harapan kita pada malam hari karena panas tinggi, setelah diagnosa oleh dokter jaga anak kami dinyatakan DBD dan harus dirawat. Pada malam itu juga anak kami langsung dirawat selama 6 hari. Setelah 1 minggu keluar dari rumah sakit panasnya kambuh lagi disertai muka agak bengkak kemerahan, kami bawa kedokter di graha medica lantas diberi obat Indexon 0.5mg, Pamol dan Max-C setelah 1 hari kemudian sembuh, lantas seminggu kemudian panasnya timbul lagi, kami bawa kedokter, kemudian tgl 22 Mei dan 23 Mei periksa darah, ternyata positif TIPUS, menurut dokter sewaktu diopname dirumah sakit harapan kita sebenarnya bukan penyakit DBD melainkan TIPUS. Disini kami sadar bahwa selama 6 hari diopname anak kami diberikat obat yang salah. Pertanyaan kami adalah apakah dampak dari pemberian obat DBD yang ternyata bukan DBD melainkan TIPUS selama 6 hari, kami sangat khawatir akan kondisi anak kami yg saat ini pucat pasi dan lemas, dan apa efeknya untuk jangka pendek dan jangka panjang dengan adanya salah dalam pemberian obat oleh rumah sakit. Terima kasih atas perhatiaannya
Hormat kami
Budiono

Jawaban:
Terima kasih atas pertanyaannya

Bapak Budi yang terhomat,
Pertama saya ingin menjelaskan dulu tentang DBD.

DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue disertai demam yang mendadak tinggi, adanya mimisan atau timbul bercak2, kemerahan pada kulit, disertai mual, muntah, sakit kepala, dan nyeri pada persendian dan nyeri pada ulu hati. Selain itu pemeriksaan laboratorium dengan adanya trombosit kurang dari 100.000 dan kadar hematokrit lebih dari 20% dari normal juga dapat menunjang pemeriksaan.

Sedangkan pada Demam Tifoid (Tipus) penyebabnya adalah kuman Salmonella typhi yang menyerang usus halus.
Gejalanya pada minggu pertama umumnya ada demam, nyeri kepala, nyeri otot, mual,muntah. Tidak ada gejala yang spesifik yang didapat pada minggu pertama.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan uji widal yang (+), makin tinggi titer uji widal yang didapatkan, makin besar kemungkinan menderita demam tifoid.

Perlu Bapak ketahui, penyebab demam pada awal penyakit umumnya sulit diketahui, karenanya perlu diteliti infeksi tersebut disebabkan virus atau bakteri ataupun kedua-duanya. Tidak jarang pada pasien demam berdarah juga ditemukan adanya demam tifoid yang biasanya kita sebut mixed infection. Untuk menegakkan diagnosis tersebut bisa didukung dengan pemeriksaan laboratorium.
Informasi yang Bapak berikan belum lengkap karena tidak disertai hasil pemeriksaan laboratorium.
Pemberian obat pasien DBD yang terpenting adalah cairan, disamping pemberian antibiotik untuk mencegah tejadinya infeksi sekunder (tetapi pemberian antibiotic ini juga tidak diharuskan), kadang-kadang dokter menambahkan dengan obat untuk menghilangkan nyeri pada ulu hati,vitamin atau obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Menurut saya, semua obat yang diberikan pada pasien DBD tidak ada yang berbahaya, dan tidak akan memberikan efek samping untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi Bapak tidak perlu khawatir, karena kondisi keadaan anak Bapak, bukan disebabkan karena pemberian obat yang salah menurut Bapak.
Â
Saran saya, sebaiknya Bapak banyak bertanya kepada dokter yang menangani anak Bapak, tentang penyakitnya dan obat-obat apa saja yang diberikan pada anak Bapak.
Â
Semoga anak Bapak cepat sembuh ya.


(Dr. Meiny. S. Lubis)

5 comments:

Anonymous said...

Malam dok sorry aku mu tanya untuk penyembuhan tipes sendiri cara paling efektifnya bagaimana ya dok,karna penyakit tipes kan disebabka virus jdi cara yang paling ampuh membunuh atau menghilangkan virus itu dengan cara apa? Dan karna tipes itu seringkali yerjadi berulang ulang,jadi bgaimana cara mengatasinya agar virus itu tidak datang lagi?

Anonymous said...

Malam dok sorry aku mu tanya untuk penyembuhan tipes sendiri cara paling efektifnya bagaimana ya dok,karna penyakit tipes kan disebabka virus jdi cara yang paling ampuh membunuh atau menghilangkan virus itu dengan cara apa? Dan karna tipes itu seringkali yerjadi berulang ulang,jadi bgaimana cara mengatasinya agar virus itu tidak datang lagi?

Anonymous said...

Penyakit Tipes bisa menyerang manusia mulai dari balita hingga dewasa, sebab sumber penyebab Tipes kerap kali disebabkan oleh kurang adanya perhatian terhadap kebersihan sehingga virus atau bakteri penyebab tipes dengan leluasa berkembang pada tempat-tempat seperti kotoran juga bekas air cucian gelas, sendok, piring dan lainya dengan kondisi air yang tidak diganti dengan keadaan tangan yang selalu kotor.

Selain kondisi seperti diatas bakteri penyebab penyakit tipes pada umumnya terdapat dalam makanan yang sudah basi, daging mentah, maupun kotoran. Bakteri masuk ke dalam perut karena tertelan lewat makanan atau minuman yang sudah tercemar, kemudian bersarang diusus halus, dan menggerogoti dinding usus penderita yang menyebabkan usus bisa terluka dan sewaktu-waktu tukak tipus bisa jebol dan usus jadi bolong yang mengakibatkan pendarahan.

Penularan penyakit tipes kebanyakan terjadi melalui kotoran yang terdapat banyak kuman, termasuk kuman yang hidup normal dalam usus hewan, ternak dan reptil, sumber daging unggas, unggas yang kurang matang, telur, melalui anjing, kucing, makanan dan minuman yang tercemar juga orang sehat tetapi membawa kuman (carrier) atau juga bisa dari air kencing dari penderita Tipes.

Bagaimana mengenali dan mengetahui seseorang menderita tipes ?
Untuk mengetahui seseorang atau anak menderita penyakit tipes biasanya bisa dikenali melalui gejala-gejala yang terjadi meskipun untuk lebih memastikan perlu adanya uji klinis lanjutan.

Gejala-gejala penyakit tipes.
Gejala tipes pada anak dan dewasa biasanya akan memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan bisa terjadi tanpa gejala atau asimtomatik. Nah secara umum, tanda dan gejala penyakit tipes antara lain:

1. Demam atau panas bisa berlangsung selama lebih dari 7-10 hari. Kondisi pasien disiang hari cenderung terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.

2. Lidah penderita terlihat keruh dan kotor, bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan selalu ingin makan yang asam-asam atau pedas.

3. Terjadi mual bahkan bisa sampai muntah, karena bakteri Salmonella typhi berkembang biak di dalam hati dan limpa penderita, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.

4. Mengalami Diare atau mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi atau sulit buang air besar (sembelit).

5. Badan terasa lemas, pusing, juga terjadi infeksi pada tenggorokan dan sakit perut. Demam yang tinggi bisa menimbulkan rasa lemas dan pusing. Sementara terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit pada perut.

6. Pada kondisi yang berat penderita bertambah sakit dan kesadaran mulai menurun yang mengakibatkan pingsan. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak bergerak.

Anonymous said...

Tipes adalah suatu penyakit infeksi serius yang bisa berakibat fatal. Penderita harus dirawat dirumah sakit, makan makanan yang lunak (diet) dan diberi obat yang bisa mematikan kuman Salmonella. Perawatan di rumah sakit bertujuan agar penderita tidak menyebarkan kuman, serta bisa dilakukan pengamatan dan pengobatan yang lebih intensif. Pasien harus berbaring sampai minimal 7 hari setelah panasnya turun, atau sekitar 14 hari.

Istirahat (tidur telentang) sepanjang hari adalah sangat penting, agar tidak terjadi komplikasi seperti usus yang berdarah dan atau pecah. Penderita diizinkan berjalan hanya ingin buang air besar (BAB). Makanan pun harus dibuat selembek/selunak mungkin, namun jika tidak menginginkan tidak selalu harus dalam bentuk bubur.

Tifus merupakan penyakit akut yang ditandai dengan adanya demam karena infeksi bakteri Salmonella typhii. Gejala demam dapat diobati dengan obat antipiretik. Cacing tanah dapat digunakan sebagai obat antipiretik. Penggunaannya aman bagi tubuh karena komponen kimia cacing tanah tidak mengakibatkan efek toksik atau racun.

Pengujian ekstrak cacing tanah sebagai antipiretik dilakukan dengan menggunakan tikus putih sebagai hewan percobaan. Tikus tersebut didemamkan dengan disuntikkan vaksin campak. Setelah suhu tubuh tikus terus naik ekstrak cacing tanah diberikan. Hasil penelitian menunjukkan suhu tubuh tikus perlahan menurun. Inilah yang menyebabkan cacing tanah sering digunakan sebagai obat penyakit tifus.

Ekstrak cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang menyebabkan penyakit tifus. Hal ini dibuktikan dari penelitian yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Unpad, Bandung. Tifus merupakan penyakit yang sangat sering mewabah dimasyarakat. penelitian ini didukung oleh penelitian di Laboratorium Farmasi Unpad yang menyatakan enzim dalam cacing tanah mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkurang. Penyumbatan pembuluh darah oleh lemak tertentu dapat diatasi. Bahkan, enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar. Adapun enzim tersebut dalah peroksidase, katalase, dan selulase

Pantangan Penderita Tipes

1. Makanan Yang Serba Asam

Makanan serba asam sangat tidak dianjurkan bagi penderita tipes, karena makanan yang asam ini akan mengakibatkan penyakit Tipes semakin parah, dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk segera bisa sembuh dari penyakit tipes ini. Contoh makanan yang asam adalah jeruk, belimbing, makanan yang diawetkan, asam jawa, salak, apel.

2. Makanan Yang Serba Pedas

Jika penderita tipes tidak menghindari makanan ini, justru akan mengalami Penyakit Tipes yang lebih parah. Makanan pedas yang harus dihindari yaitu cabai, saus, kecap pedas, bakso, mie ayam, dan segala makanan yang serba pedas.

Unknown said...

Now we are entering the season of pancaroba, it makes the body will be increasingly vulnerable to attack the disease, as one example of the disease Typhus.
Obat Tifus