Pages

Saturday, June 16, 2012

Serangan Migrain yang Bikin Tak Kuat Jalan

Dok, saya punya migrain sudah lama. Tekanan darah saya setiap diperiksa rata-rata 100/70. Sekarang ini leher dan pundak saya selalu tegang, sering berat kepala sampai mual. Jika saya duduk lama membuat pinggang sebelah kanan ngilu hingga ke kaki sebelah kanan. Hal itu terkadang membuat saya tidak kuat untuk berjalan. Menurut dokter bagaimana kondisi saya yang seperti itu?

Nn. Ananda (Perempuan Lajang, 21 Tahun)
Tinggi 156 Cm dan Berat Badan 47 Kg

Jawaban:

Dear Ananda,

Terimakasih atas kepercayaannya kepada kami. Langsung menuju ke pokok permasalahan ya...

Migraine (migren) merupakan gangguan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Di seluruh dunia, diperkirakan angka kejadian (prevalensi) penderita migren mencapai 10% dari populasi.

Di Amerika, lebih dari 28 juta menderita migren. Dari jumlah ini, 18% di antaranya adalah wanita dan 6% di antaranya adalah pria. Baik pada pria maupun wanita, prevalensi (angka kejadian) migren meningkat tajam saat usia dewasa muda dan menurun setelah usia paruh baya. Pada wanita muda dan dewasa, kejadian migren meningkat tiga kali lipat di antara usia 10-30 tahun.

Dari petunjuk kunci yang disampaikan Nn. Ananda yaitu, "Migrain sudah lama. Sekarang ini leher dan pundak saya selalu tegang, sering berat kepala sampai mual," maka ada beberapa kemungkinan diagnosis antara lain:

1. chronic migraine
2. refractory migraine
3. refractory chronic migraine

Yang disertai dengan:

a. Tension-type headache (TTH) tipe episodic frequent TTH
b. Chronic TTH

Kemudian untuk keluhan, "Jika saya duduk lama membuat pinggang sebelah kanan ngilu hingga ke kaki sebelah kanan. Hal itu terkadang membuat saya tidak kuat untuk berjalan" maka diperlukan anamnesis (wawancara terstruktur) dan pemeriksaan fisik yang lebih teliti, detail, tajam, dan terarah dari dokter, untuk menegakkan atau memastikan diagnosis.

Bila perlu, dokter dapat menggunakan kriteria yang telah ditetapkan oleh International Classification of Headache Disorders, Second Edition (ICHD-2) dan juga menggunakan skor MIDAS.

MIDAS digunakan sebagai pengukuran klinis untuk ketidakmampuan atau kecacatan yang berkaitan dengan sakit/nyeri kepala (headache-related disability).

Skor MIDAS dapat diklasifikasikan menjadi empat tingkatan:

1. sedikit atau tidak ada (0-5)
2. ringan (6-10)
3. sedang (11-20)
4. berat (≥ 21)

Penderita migren tipe refractory migraine memiliki skor MIDAS 45-180.

Yang perlu dilakukan Nn. Ananda untuk saat ini salah satunya adalah menghindari makanan-minuman pemicu migren, seperti:

1. semua yang mengandung alkohol
2. semua yang mengandung coklat
3. semua yang mengandung keju
4. semua yang mengandung kafein (caffeine); zat ini biasa dijumpai pada: kopi, teh, soda, dan coklat.
5. semua yang mengandung monosodium glutamate (MSG)
6. Semua yang mengandung pemanis buatan (artificial sweetener) seperti: aspartame dan sucralose.
7. Semua yang mengandung tyramine, seperti: makanan yang difermentasi, ekstrak ragi, bir, ikan asap, daging asap, daging yang diawetkan, dsb.
8. semua yang mengandung phenylethylamine; substansi ini biasanya dijumpai pada cacao (biji coklat).
9. semua yang mengandung pewarna makanan, seperti: nitrat, nitrit, sodium nitrite, sodium nitrate, potassium nitrite, potassium nitrate, dsb.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah mengkonsumsi vitamin dan suplemen tertentu untuk mencegah migren berulang, kambuh, atau menjadi berat. Adapun vitamin dan suplemen pencegah migren antara lain:

1. Magnesium: chelated magnesium, magnesium oxide, dan slow-release magnesium merupakan sediaan magnesium yang paling baik diserap saluran pencernaan tubuh. Dosis harian yang dianjurkan adalah 400 mg. Diare adalah efek samping yang dapat terjadi.
2. Riboflavin (vitamin B2) dengan dosis 400mg setiap hari selama 3 bulan.
3. Coenzyme Q10 (CoQ10) dengan dosis 150 mg setiap hari selama 3 bulan. Untuk anak-anak, dianjurkan suplementasi dengan dosis 1 hingga 3 mg/kg berat badan/hari CoQ10 dalam formulasi "liquid gel capsule".
4. Alpha lipoic acid (dikenal juga sebagai thioctic acid) dengan dosis 600mg setiap hari selama 3 bulan.

Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat.

dr. Dito Anurogo

No comments: