Pages

Sunday, April 11, 2010

Kanker Rahim Stadium 2

Kepada Yth.
Ibu/Bpk. Dokter

Dok, Ibu saya baru saja di vonis dokter terkena kanker rahim stadium 2, kami sekeluarga khususnya ibu saya sendiri sangat syok sekali.
Ibu saya berumur 51 th, sudah 4 tahun yang lalu mengalami menopouse, dan 2 bulan terakhir ini mengalami pendarahan yang tidak teratur, ibu saya fikir itu darah haid biasa tapi waktu ibu saya memeriksa nya ke dokter kami mendapatkan hasil yang sangat mengejutkan tersebut.
Saya ingin bertanya dok :
1. Apakah Kanker Stadium 2 masih bisa disembuhkan total, dan pengobatannya seperti apa, karena dokter yg menangani Ibu saya mengatakan kalo sudah tidak bisa dioperasi lagi?
2. Dan sebenarnya bila sudah stadium 2, sudah berapa lama penyakit ini bersarang di tubuh Ibu saya?
3. Mohon referensi Rumah Sakit di Jakarta yang bagus menangani Penyakit ini

Terima Kasih, saya sangat menunggu Penjelasan dan balasan dari Dokter.
Putri
Di Jakarta


Jawaban:


Saudari Putri, yth.
Kami turut prihatin dengan cobaan yang menimpa keluarga Saudari, khususnya ibu. Kanker yang sering berkembang dari rahim antara lain adalah kanker badan rahim (korpus uteri) dan kanker leher rahim (kanker serviks).
Kanker dinding rahim ditandai dengan perdarahan mentruasi yang berlebihan, tidak sesuai dengan siklus atau perdarahan setelah menopause, kadang – kadang disertai teraba benjolan di perut bagian bawah (tergantung jenis kanker badan rahimnya). Karena itu biasanya pasien datang pada fase yang masih dini. Berbeda dengan kanker badan rahim, kanker leher rahim ditandai mulanya dengan perubahan struktur leher rahim, dan pada tahap selanjutnya timbul keputihan atau perdarahan per vaginam baik berupa bercak, atau maupun perdarahan yang hebat.
Kanker stadium 2 pada kanker badan rahim, maksudnya kanker tersebut telah meluas ke leher rahim, tetapi tidak meluas pada stuktur di bawahnya.
Sedangkan kanker leher rahim stadium 2, maksudnya kanker telah meluas dari leher rahim ke uterus bagian bawah tetapi belum ke dinding panggul, dan telah meluas ke vagina tetapi belum sampai pada sepertiga bagian bawah vagina.
Untuk menegakkan diagnosis, selain dengan wawancara yang lengkap mengenai keluhan dan tentang faktor resiko yang mungkin ada, juga serangkaian pemeriksaan dari darah sampai pemeriksaan radiologis termasuk MRI atau CT scan untuk menentukan adanya perluasan ke organ – organ sekitar.
Dari beberapa referensi yang saya baca, histerektomi radikal, yaitu pengangkatan rahim disertai pengangkatan kelenjar getah bening pelvis masih merupakan alternatif pengobatan yang dapat dilakukan untuk kanker leher rahim atau pun badan rahim stadium 2. Setelah operasi dilakukan radioterapi, yaitu dilakukan penyinaran dengan sinar radioaktif dosis tertentu.
Memang prognosis penyakit ini tidak begitu bagus, apalagi untuk kanker leher rahim. Berdasarkan suatu statistik dari beberapa pusat pengobatan kanker di luar negeri, angka ketahanan hidup lima tahun (5 years survival rate) pada pasien kanker leher rahim stadium 2 yang diterapi dengan menggunakan radioterapi saja 59,5%; untuk yang diterapi dengan operasi saja, 75,2%, dan untuk yang diterapi dengan operasi yang diikuti radiasi 61,7%.
Mengenai berapa lama perjalanan penyakit dari onset awal sampai stadium tertentu, sangat bervariasi. Jadi sulit menentukan berapa lama telah mengidap penyakit tersebut, karena itu untuk pencegahan dilakukan pemeriksaan berkala pada wanita dengan faktor resiko dengan harapan ketika ditemukan kelainan, masih dalam stadium yang dini. Dan sejak tegak diagnosis, sebaiknya segera dilakukan pengobatan, agar tidak berlanjut pada stadium yang lebih lanjut. Karena makin lanjut stadium makin sulit pengobatannya dan makin buruk prognosisnya.
Dan mengenai rumah sakit, saya menganjurkan ke RSUPN. Cipto Mangunkusumo, karena tidak semua rumah sakit mempunyai fasilitas radioterapi.
Saudari Putri, ada hal penting yang mesti diingat, dalam menghadapi cobaan seperti ini, bahwa kesembuhan dari suatu penyakit itu Allah yang memberikan. Artinya, selain usaha – usaha yang dilakukan untuk pengobatan, tak kalah penting adalah meminta pertolonganNya.
Tidak sedikit cerita bahwa orang – orang yang telah divonis tidak akan berumur panjang dari segi medis, ternyata sebaliknya malah dapat sembuh setelah dengan pengobatan dan kepasrahan kepadaNya yang luar biasa. Saya pernah bertemu dengan seorang penderita kanker payudara stadium lanjut. Dia  juga mengikuti prosedur pengobatan yang cukup panjang seperti pasien lainnya. Kelebihan ibu ini, ia menganggap penyakit itu bukan sebagai cobaan tetapi sebagai nikmat dari Allah. Ia yakin jika ia mensyukurinya, Allah akan tambah nikmat dan ampuni dosa-dosanya.
Penyakit kanker pada tahap lanjut, dan telah menyebar ke mana – mana, menimbulkan sakit yang luar biasa, karena itu biasanya oleh medis diberikan analgetik yang kuat. Tapi ibu ini, dengan hati ikhlasnya setiap kali datang sakit, ia malah mensyukurinya dengan mengucapkan Hamdalah. Subhanallah. Ia yang diperkirakan tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun, ternyata malah sakit yang diderita berangsur- angsur menghilang. Dan lebih dari 10 tahun kemudian, saya bertemu dengan ibu tersebut dalam suatu acara, dan ia menuturkan pengalamannya.
Demikian Saudari Putri, semoga uraian saya dapat menjawab permasalahan Saudari. Terima kasih atas pertanyaannya.
(Dr. Edi Patmini SS.)

No comments: