Pages

Tuesday, January 11, 2011

Dermatitis Alergika

Dok saya mau nanya:

Saya Iniansi, 21 tahun, wanita.

Saya menderita penyakit kulit. Sudah sekitar 10 bulan yang lalu. Awal seperti digigit nyamuk. Merah dan gatal, diameternya kira kira 1-2 mm.Hanya di kaki (betis). Tapi ternyata setelah beberapa hari tidak hilang. LAlu biarkan saja, saya pikir ntar juga hilang-hilang sendiri. Kemudian semakin berjalan waktu, jumlahnya bertambah,dan semakin lebar diameternya.
LAlu saya bawa ke dokter kulit. Diagnosanya adalah alergi kulit. Saya diberi kortikosteroid oral, topikal dan juga anti histamin. Ternyata nggak sembuh juga bahkan semakin lebar dan menjalar ke ekstrimitas atas dan badan juga.
3 bulan kemudian, saya bawa lagi ke dokter kulit yang lain. Diagnosanya ga jauh beda : dermatitis alergika. Lalu saya diberi cortosteroid oral, topikal, dan anti histamin jg. TApi saya diberi wejangan supaya menghindari segala alergen mulai dari ayam, makan kaleng, makanan bungkus, makanan laut dan produk2nya. Singkatnya saya cuma makan sayur, buah dan daging. Setelah obat habis saya dianjurkan minum imunostimulan selama sebulan (yang harga bagi saya cukup untuk uang saku sebulan). TApi tetep tidak sembuh.
Ada satu yang diameternya sudah mencapai 3 cm. Sering kali kalau terkena air, mengeluarkan semacam plasma yang jernih, walau tdk banyak tapi cukup untuk membuatnya tampak berkilat. BAgaimana ya dok? Jujur saja saya gak mau minum corticosteroid lagi karena muka jadi fool moon face dan jerawat steroidnya itu bikin saya minder. Adakah terapi lain atau tradisional medicine mungkin dok? saya hampir putus asa. Apa bisa sembuh? Perlukah saya melakukan skin test alergi? (dulu kalau makan ayam saya sering mengalami Palpebra Udem). Mohon Penjelasannya. Terima kasih

Jawaban:

Dear Nani…

Saya turut prihatin dengan keadaan Anda, tapi jangan berkecil hati karena semua ini pasti ada hikmahnya.

Saya sangat setuju dengan keinginan Anda untuk tidak menggunakan kortikosteroid secara oral (diminum), karena memiliki banyak efek samping antara lain seperti timbul seperti jerawat, moon face (muka menjadi bulat seperti bulan), osteoporosis (pengeroposan tulang), katarak dan masih banyak lagi. Penggunaan kortikosteroid oral tidak disarankan kecuali kelainan kulitnya luas. Selain itu, pemberian obat ini tidak boleh dalam waktu panjang (7-10 hari).

Berdasarkan penjelasan yang Anda berikan dan hasil pemeriksaan dua orang dokter spesialis kulit, menurut saya diagnosis penyakit Anda adalah Dermatitis Alergi.

Kulit penderita dermatitis alergi umumnya kering dan sangat peka terhadap berbagai rangsangan sehingga mudah mengalami urtikaria (biduran/kaligata) dan mudah alergi terhadap obat, gigitan atau sengatan serangga. Penderita ini juga memiliki ambang rangsang gatal yang rendah sehingga mudah merasa gatal apalagi bila ia berkeringat sehingga cenderung sering menggaruk.

Perjalanan penyakit biasanya berlangsung kronis, yaitu lebih dari 3 minggu dan cenderung sering kambuh kembali. Banyak faktor yang menyebabkan kekambuhan penyakit ini, misalnya infeksi kulit, iritasi, berkeringat, kedinginan, stress, kehamilan, haid, dan makanan. Oleh karena itu, pengobatan penyakit ini pada dasarnya adalah menghindari atau menyingkirkan faktor-faktor tersebut.

Stress emosional akan memudahkan penyakitnya kambuh oleh karena itu hendaknya dihindari atau dikurangi.

Imunitas seluler menurun pada 80% penderita dermatitis alergi. Sehingga pada umumnya penderita ini mudah mengalami infeksi. Oleh karena itu, sebaiknya penderita menjaga kondisi tubuhnya agar selalu vit dengan berolah raga teratur, makan yang bergizi (bisa ditambahkan madu), istirahat yang cukup serta yang terpenting menjauhi stress emosional. Penderita juga sebaiknya jangan berdekatan dengan penderita cacar air, herpes zoster atau penyakit kulit lainnya karena akan mudah tertular.

Saya menyarankan agar Anda mandi menggunakan sabun non-alkali berlemak atau sabun bayi dan mengunakan body lotion yang cocok untuk Anda. Hal ini perlu untuk mengurangi gatal serta menjaga agar kulit Anda tidak kering.

Pengobatan yang bersifat menghilangkan sumber penyakit belum diketahui. Saat ini pengobatan yang biasa dilakukan adalah berdasarkan pada kelainan kulit yang ditemukan. Yang paling penting adalah mencegah agar tidak menggaruk.

Untuk kasus Anda, karena kelainan kulit bersifat basah, sebaiknya dikompres dengan menggunakan rivanol selama kurang lebih 1-2 jam sebanyak 2 x sehari.

Mengenai skin test alergi, hal ini boleh dilakukan agar Anda mengetahui faktor penyebab kekambuhan.

Sekian penjeladan dari saya semoga dapat membantu
Â

(dr. Lian Marliana)

No comments: