Pages

Thursday, March 31, 2011

Keputihan dan Alat Kontrasepsi

Saya seorang wanita karier yang sudah berumah tangga, berumur 28 tahun dan sudah mempunyai seorang anak. 2 bulan setelah melahirkan saya langsung menggunakan alat kontrasepsi (spiral). Awal pemakaian alat kontrasepsi tsb saya belum merasakan gangguan apa-apa. Kurang lebih 6 bulan terakhir ini saya mengalami gangguan pada alat kelamin yaitu keputihan (keluar seperti gumpalan susu dan agak gatal diseputar mulut vagina dan menyebar sampai ke sekitar daerah vagina luar). Saat ini saya mengatasinya dengan meminum Ampicilin dan Salep untuk seputar vagina luar (itupun bertahan cuma sesaat). Sampai saat ini saya belum berkonsultasi dengan dokter manapun. Yang ingin saya tanyakan apakah keputihan tersebut dipengaruhi oleh alat kontrasepsi yang saya gunakan? apakah selama kurun waktu tersebut tidak boleh melakukan hubungan intim? Apakah berpengaruh pada pasangan saya? Bagaimana cara mengatasinya ......Dok!!!
-Iin-

Jawaban:
Ibu Iin,
Dari analisa saya terhadap masalah tersebut, kemungkinan besar Saudara mengalami infeksi genitalia interna yakni proses peradangan akibat mikroorganisme pada alat kelamin dalam wanita dengan gejala keputihan (fluor albus) kuning kental dan sangat banyak, panas, gatal, nyeri tekan, nyeri saat berhubungan, nyeri saat berkemih, dan lain-lain. Bila infeksi menyebar ke rahim dan saluran telur maka dapat terjadi demam disertai gejala nyeri perut bagian bawah kanan/kiri dan disebut penyakit radang panggul (pelvic inflamatory disease). Saudara harus segera berobat ke dokter kebidanan untuk diperiksa secara menyeluruh kondisi alat kelamin dalam (vagina, rahim, saluran telur, ovarium).

Apabila pasien mengalami infeksi genitalia interna, maka IUD pasien perlu dilepas. Keputihan yang sifatnya banyak itu dapat terjadi karena kelebihan hormon, infeksi kuman (n. gonorrhoeae, candida albicans, dan lain-lain), infeksi protozoa (trichomonas). Untuk memastikan penyebab maka penting dilakukan pemeriksaan mikrobiologis cairan keputihan dengan mikroskop atau dilakukan pembiakan (kultur) kuman. Hubungan intim memang harus dihindari selama kurun waktu tertentu tergantung berat ringannya penyakit dan kuman penyebab, karena dapat menular kepada pasangannya. Bila penyebabnya mikroorganisme, maka Anda akan mendapat obat antibiotik injeksi (suntikan) dapat diulang atau diteruskan menggunakan obat minum. Kepatuhan meminum obat sangat diperlukan untuk mencegah perluasan penyakit. Apabila suami Ibu mengalami keluhan kencing bernanah atau nyeri/panas saat berkemih, kemungkinan dia infeksi saluran kemih dan untuk itu harus diperiksa ke dokter. Air seni suami Anda akan diperiksa secara mikrobiologis pula dan diberi terapi sesuai kuman penyebab.

Saran saya buat Ibu adalah membeli cairan antiseptik untuk cuci tangan. Pastikan tangan Ibu sudah dicuci bersih dengan larutan antiseptik tersebut sebelum menyusui/ berinteraksi dengan bayi Anda. Untuk sementara hindari memegang mata bayi Anda secara langsung dengan jari tangan. Sebaiknya kuku jari tangan Anda dalam keadaan dipotong pendek. Hal itu semua untuk menghindari transmisi penyakit pada bayi Anda. Namun bayi Anda tetap diberikan ASI seperti biasa.


Demikian jawaban saya. Semoga jawaban yang saya berikan dapat menjawab pertanyaan Saudara. Jika kurang jelas atau masih ada pertanyaan lain dapat menghubungi kami kembali.

(Dr. Ida Ratna)

1 comment:

Unknown said...

dok saya ayuk...
usia 22 th,...

saya mengalami keputihan yang bewarna kekuningn dan kehijauan, di sertai dengn rasa gatal2 pada Miss V saya,...
di amsing itu juga miss V saya sakit, dan juga saat kencing rasanya perih, nyeri,...

it gejala apa yah?
apa bisa di obati?

mohon solusi dan cara mengobatinya....

saya tunggu responnya

Terima kasih.