Pages

Wednesday, May 9, 2012

Kenapa Kulit Kelamin Sering Gatal?

Dok, apa faktor dominan yang menyebabkan kulit kelamin saya terasa gatal yang amat sangat? Wilayah gatalnya dari bawah sampai atas kulit kelamin, sampai-sampai kulit kelamin jika digaruk akan berwarna putih dan mengkerut atau kasar seperti kulit salak.

Untuk proses pengobatan dengan salep kulit juga masih belum bisa mengobati rasa gatal-gatal ini dokter. Kondisi ini sudah terjadi 2 tahunan dan sampai sekarang belum hilang, tetapi kadang kulit kelamin tersebut tidak terasa gatal.

Apa obatnya dokter karena saya ingin kesembuhan pada kulit kelamin ini, dikarenakan hal ini sangat menggangu aktivitas kerja saya. Terimakasih.

Aem (Pria Lajang, 28 Tahun), fransz_xxxxx@yahoo.co.id
Tinggi Badan 169 Cm dan Berat Badan 94 Kg

Jawaban

Penyebab gatal pada alat kelamin bermacam-macam. Yang paling sering tentu saja infeksi jamur. Infeksi jamur umumnya dicetuskan oleh keadaan lembab, misalnya akibat sering berkeringat ataupun pada obesitas (kegemukan). Selain itu infeksi jamur juga meningkat pada penyakit tertentu, misalnya pada kencing manis (diabetes melitus). Pada orang yang sering mengkonsumsi antibiotika ataupun kortikosteroid, angka kejadian infeksi jamur juga lebih tinggi.

Selain itu, yang juga penyebab sering gatal kelamin adalah eksim atau disebut juga dermatitis. Eksim umumnya dipicu oleh stres. Pada situasi ini, biasanya gatal lebih nyata saat Anda sedang tak beraktivitas. Saat stres berkurang, penyakit biasanya akan mereda juga. Eksim juga lebih sering kambuh bila kulit terlalu kering sehingga mudah teriritasi.

Pada orang yang gemar membersihkan kulit kelamin secara berlebihan, maka kulit kelamin akan menjadi sangat kering, berkeriput dna bersisik. Semua hal ini juga dapat memicu munculnya gatal.

Pengobatan yang tepat tentu saja harus dimulai dengan diagnosis penyakit secara tepat. Bila Anda sudah mencoba mengobati sendiri kelainan yang diderita tapi tanpa hasil yang memuaskan, sebaiknya Anda datang berobat ke dokter kulit dan kelamin setempat agar dapat dievaluasi secara komprehensif.

dr. Susie Rendra, SpKK

No comments: