Pages

Sunday, December 8, 2013

Anak Terlalu Ramah dengan Orang Asing

Mbak Ratih, saya punya anak berusia 4 tahun. Saya selalu mengajarkan dia untuk mau berkomunikasi dengan orang lain, maksudnya agar dia tidak menjadi anak yang tertutup dan sering murung. Tapi yang saya lihat sekarang dia justru menjadi terlalu ramah dan mudah percaya dengan orang lain, termasuk orang asing yang tak ia kenal.

Saya pernah melihat dia sering asik ngobrol dengan laki-laki paruh baya di dekat rumah, ketika saya tanya dia hanya bilang laki-laki tersebut sangat baik dan mengajaknya ngobrol. Kebetulan memang orang tersebut memang tak ada niat jahat. Yang saya khawatirkan jika nanti dia seperti itu kebetulan dengan orang yang punya niat buruk. Apakah saya harus membatasi sikapnya Mbak? Mohon info.

Dini A (Perempuan menikah, 27 tahun)
dindinXXX@gmail.com
Tinggi badan 166 cm, berat badan 60 kg

Jawaban

Halo Ibu Dini,

Memiliki anak yang ramah dan mudah dalam berinteraksi adalah dambaan setiap orang tua karena hal tersebut menjadi salah satu bukti bahwa anak memiliki kemampuan sosial yang baik. Namun, dalam proses menjalin interaksi dengan lingkungan (baik teman sebaya atau orang dewasa selain anggota keluarga) anak tetap harus dipantau secara konsisten oleh orang tua. Tujuannya adalah agar orang tua mengetahui dengan siapa saja anak berteman/ berinteraksi.

Selain itu, orang tua juga perlu menjelaskan batasan dalam pertemanan misalnya teman berbagi, menolong teman, atau tentang pendidikan seksual usia dini. Untuk tema berbagi misalnya ia bisa membagi makanan ke teman yang membutuhkan. Jika terkait dengan masalah sikap ramahnya sehingga ia berbicara dengan semua orang yang mengajaknya bicara maka orang tua perlu memberikan pendidikan seksual seputar bagian tubuh mana yang tidak boleh dilihat atau disentuh orang lain selain Ibu/Ayah dan apa yang harus dilakukan jika hal tersebut terjadi.

Hal ini dimaksudkan ketika ada orang lain yang mau melihat atau menyentuh bagian tubuh yang dilarang, anak mengetahui bahwa hal tersebut sebenarnya tidak boleh terjadi. Selalu dampingi anak Anda ketika bermain di luar rumah agar tidak terjadi hal-hal yang buruk, tetapi jangan pula membatasi kesempatan anak untuk bermain bersama dengan teman-temannya di luar/sekitar rumah dengan alasan demi keamanan. Selama kita melakukan pengawasan secara konsisten, anak akan tetap aman.

Selamat mencoba.

Ratih Zulhaqqi, M.Psi

No comments: