Pages

Thursday, August 11, 2011

Suami Alami Gangguan Seksual

PERKENALKAN saya Liana Gunawan. Ada yang ingin saya tanyakan kepada dokter mengenai perilaku seksual suami saya. Belakangan ini, sekitar tujuh bulan yang lalu, suami saya mengalami gangguan seksual atau ejakulasi dini.

Kami baru menikah setahun lalu, akhir tahun 2006. Awalnya suami saya biasa saja saat melakukan hubungan seks, bisa bertahan lama, hingga saya mengalami orgasme, walaupun saya hanya beberapa kali mengalami orgasme. Mungkin sekitar lima sampai enam kali saja saya pernah mengalami orgasme dari sekian kali kami melakukan hubungan seks.

Hingga Juni 2007, suami saya mengalami ejakulasi dini. Mr P suami saya sulit mengalami ereksi hingga saya kesakitan tiap kali bersenggama.

Dari awal pernikahan kami, suami saya tidak pernah melakukan foreplay maupun afterplay. Setelah mengalami orgasme, suami tertidur langsung pulas, padahal saya belum merasa terangsang ataupun orgasme.

Setelah suami saya mengalami ejakulasi dini, saya mengajaknya untuk berkonsultasi dan berobat ke dokter. Tapi ternyata dia tidak mau, dengan alasan nanti juga sembuh sendiri.

Saat ini Mr P suami saya tidak bisa ereksi sama sekali, hingga ketika ia menginginkan hubungan intim, dia selalu saja memaksa Mr P-nya dimasukkan dalam lubang vagina saya, dengan bantuan tangannya. Hingga saya hanya bisa menggigit bibir saya karena sakit yang saya alami akibat perbuatannya itu.

Biasanya baru 1-2 kali sodokan, Mr P-nya sudah berdenyut-denyut, menandakan telah mencapai orgasme. Pernah sampai vagina saya mengeluarkan darah karena sakit yang teramat saya rasakan.

Apa yang seharusnya saya atau suami lakukan? Mohon bantuan dokter dan terima kasih.

Jawaban:

Ejakulasi dini adalah ejakulasi yang terjadi atau tidak terkendali sebelum dirinya atau pasangannya menginginkan.

Penanganan ejakulasi dini ditujukan pada penyebabnya, seperti emosi yang menggebu, kelemahan otot dasar panggul, infeksi kelenjar asesoris, sensitivitas yang terlalu tinggi, dan lain-lain.

Ejakulasi dini termasuk pengalaman seksual yang buruk bagi dirinya dan pasangan, sehingga dapat memengaruhi gairah, respons seksual, selanjutnya seperti disfungsi ereksi, dan lain sebagainya.

Diharapkan kehidupan seksual yang harmonis ialah kehidupan seksual yang menyenangkan dan dapat dinikmati bersama oleh kedua pihak sebagai pasangan.

Penyebab kehidupan seksual tidak harmonis adalah komunikasi seksual tidak baik dengan pasangan, pengetahuan seksual tidak benar, dan gangguan fungsi seksual pada salah satu pihak atau kedua pihak.

Sakit waktu senggama merupakan pengalaman seksual yang buruk pula bagi dirinya maupun pasangannya. Keadaan ini dapat terjadi karena wanitanya belum terjadi respons seksual sempurna, seperti perlendiran, pemanjangan, pelunakan, dan penggelembungan vagina, atau memang ada infeksi atau penyakit tertentu, sehingga untuk mengatasinya Anda bersama pasangan dianjurkan konsultasi ke dokter.

Salam

dr Nugroho Setiawan, Ms, SpAnd

1 comment:

aaa said...

bagaimana cara membuat pertanyaan konsultasi..
trima kasih