Pages

Thursday, July 25, 2013

Apakah Sering Nyeri Tulang Mempengaruhi Pertumbuhan Tinggi Badan?

Saya mau bertanya, sudah lama sekitar 2 tahun atau 3 tahunan saya sering merasa sakit di tulang. Baik itu di punggung, betis, tangan pun kadang kala. Tapi yang lebih sering di punggung. Padahal usia saya baru 14 tahun.

Tinggi badan saya pun tidak senormal usia saya, yakni hanya 139 cm. Dulu saya terlahir prematur. Sempat saya ke dokter sebelum pubertas, menanyakan tinggi badan saya, memang katanya umur tulang saya 2 tahun lebih muda dari usianya. Jadi jangan khawatir katanya, nanti juga tingginya bisa normal karena pertumbuhan tulang kamu lebih lama 2 tahun.

Setelah saya pubertas, baru-baru ini saya bertanya lagi ke dokter yang berbeda tentang pertumbuhan tinggi saya, karena saya merasa sangat berbeda jauh tinggi saya dengan teman sebaya saya. Lalu setelah foto x-ray, katanya umur tulangnya 2 tahun lebih tua dari usianya.

Saya jadi bingung, jadi yang mana yang benar? Apakah saya masih bisa bertambah tinggi? Apakah sering nyeri tulang itu merupakan penyakit yang berpengaruh juga terhadap pertumbuhan tinggi saya? Terimakasih.

Dinda Fatihana (Wanita lajang, 14 tahun)
dindaXXXXXX@yahoo.co.id
Tinggi badan 139 cm, berat badan 34 kg

Jawaban

Adik Dinda,

Seseorang dikatakan bertubuh pendek apabila terdapat perbedaan yang sangat berarti (signifikan) antara tinggi badannya dengan tinggi badan rata-rata orang seusianya.

Kartu pertumbuhan (growth chart) sering digunakan untuk mencatat dan melihat tinggi badan seorang anak terhadap kisaran tinggi normal anak seusianya. Melalui kartu tersebut, perbedaan tinggi seorang anak dengan anak lain seusianya dapat diketahui sejak dini.

Tubuh pendek dapat terjadi karena problem non medis dan medis.

Tubuh pendek yang terjadi karena problem non medis, misalnya karena keterlambatan pertumbuhan (constitutional growth delay) dan faktor gen (keturunan). Keterlambatan pertumbuhan, maksudnya adalah seorang anak dapat bertambah tinggi mencapai tinggi rata-rata anak seusianya, hanya, waktu yang diperlukan untuk mencapainya, lebih lama. Sedangkan faktor gen adalah adalah tinggi badan yang dipengaruhi oleh tinggi badan salah satu dari kedua orang tuanya.

Tubuh pendek dapat terjadi juga karena adanya problem medis, misalnya: karena kelainan tulang (contoh: rickets atau achondroplasia), penyakit kronis (contoh: penyakit jantung bawaan, thalassemia, hypothyroid), kelainan genetik (contoh: Down syndrome, Turner syndrome), defisiensi hormon pertumbuhan, infeksi selama masa pertumbuhan dalam kandungan, kurang gizi, dll

Oleh karena itu, untuk mengetahui penyebab mana yang menyebabkan tubuh pendek (non medis atau medis) dan keluhan Anda yang lain, kami memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, yang meliputi: pemberian pertanyaan dan penggalian data (anamnesis), perihal: tinggi badan orang tua, kakek/nenek, saudara kandung, paman/bibi, usia kehamilan, usia pubertas, dan adakah keluhan-keluhan lain. Kami juga akan melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, status gizi, pemeriksaan foto rontgen. Bila diperlukan, dapat pula dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan untuk melihat keadaan liver, ginjal, thyroid, hormon pertumbuhan (growth hormon) dan faktor pertumbuhan (growth factor).

Kami sarankan Anda datang ke dokter spesialis orthopaedi di rumah sakit terdekat untuk konsultasi dan saran tindakan selanjutnya.

Benedictus Megaputera, dr.SpOT, MSi

No comments: