Pages

Wednesday, August 17, 2016

Menghadapi Suami yang Suka Mabuk-mabukan

Saya sudah menikah Mbak. Tapi suami saya masih suka membawa teman-temannya ke rumah baik perempuan dan laki-laki. Mereka ngobrol-ngobrol sampai mabuk pun di ruang tamu. Saya sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan suami saya padahal saya sudah peringatkan untuk tidak seperti itu Mbak. Memang usia saya dan suami terpaut enam tahun. Mohon jawabannya. Terimakasih.

R (Perempuan, 23 tahun)

Jawaban

Dear Mbak R,

Tidak adanya perubahan setelah berusaha menyampaikan pendapat memang lama kelamaan melelahkan dalam sebuah hubungan. Saya belum memahami relevansi usia pasangan dengan kasus yang Anda ceritakan. Apakah maksud Anda, perbedaan usia tersebut membuat ia jadi tidak menghargai pendapat Anda sebagai pasangan? Apakah Anda merasa hal ini yang membuat ia sampai dengan saat ini belum mengubah sikapnya?

Hal yang pertama perlu diperjelas adalah perilaku apa yang membuat Anda keberatan. Ada beberapa perilaku yang bisa kita breakdown dari cerita Anda, yaitu membawa teman-teman ke rumah, membawa teman laki-laki ke rumah, membawa teman perempuan ke rumah, mengobrol di ruang tamu, mabuk di ruang tamu, suami minum alkohol. Dari perilaku-perilaku yang disebutkan, urutkan mulai dari hal-hal yang bisa Anda toleransi sampai dengan yang tidak.

Bisa saja hal yang tidak bisa Anda toleransi merupakan kombinasi dari beberapa perilaku, misalnya mabuk bersama teman-teman, namun jika tidak bersama teman Anda masih bisa toleransi. Atau silahkan untuk mabuk selama tidak dilakukan di rumah, dst.

Mendefinisikan perilaku apa yang mengganggu Anda bisa membuat komunikasi bisa menjadi lebih efektif, karena pasangan jadi memahami apa yang sebenarnya membuat Anda keberatan dan Anda harapkan. Setelah itu, baru diskusikan alternatif yang bisa dilakukan, tentu saja dengan juga mempertimbangkan alasannya untuk melakukan hal-hal tersebut di rumah Anda berdua.

Jika masalah yang paling sulit diubah adalah perilaku mabuk, identifikasi sudah berapa lama ia memiliki kebiasaan ini, seberapa sering ia mabuk, jumlah alkohol yang dikonsumsi, dsb. Jika ia hanya mabuk bersama teman-temannya, hal ini masih lebih mudah untuk didiskusikan. Namun, jika ini adalah kebiasaan yang sudah berlangsung lama, tentu saja tantangan untuk mengubahnya menjadi lebih banyak.

Jika pasangan dilihat lebih bisa mendengarkan orang yang lebih tua, Anda bisa meminta bantuan pihak ketiga sebagai perantara Anda berdua. Pihak ketiga tidak selalu profesional, kecuali perilaku mabuk sudah menjadi perilaku adiksi dan membutuhkan terapi. Pihak ketiga bisa siapa saja yang Anda percaya dapat menjadi penengah di antara kalian berdua.

Anda juga bisa mengajak pasangan untuk melakukan konseling pasangan. Anda bisa menyampaikan bahwa Anda yang merasa bermasalah, sehingga membutuhkan konseling. Hal ini dapat membuat pasangan tidak merasa terancam karena ia menganggap bukan dirinya yang bermasalah.

Wulan Ayu Ramadhani, M. Psi

No comments: