Pages

Thursday, July 1, 2010

Penumpukan Sel-Sel Telur

Assalamulaikum wr. wb.

Kepada Yth
Mer-C

saya sudah 11 hari belum haid, setelah usg dalam tnyata sel telur saya tidak mau keluar dari indung telurnya sehingga tjadi penumpukan pada indung telur sebanyak 5-7 sel telur, yang ingin saya tanyakan :
1. Apakah itu berbahaya & bisa diobati?
2. Kenapa bisa terjadi?
3. Apakah saya mandul & masih bisa punya anak?
4. Suplemen/makanan untuk mencegah hal itu terjadi?
Terima kasih sebelumnya

Wassalamualaikum wr. wb.
-Elok-

Jawaban:
Wa'alaikum salam wr. wb,

Saudari Elok, sayang tidak memberikan identitas yang lengkap seperti usia, dan status perkawinan, serta pola haid sebelumnya.
Terlambatnya haid, pada wanita yang siklusnya biasanya teratur, dapat disebabkan antara lain: kehamilan, menyusui, siklus anovulasi, stress spikis maupun fisik, adanya penyakit kronik, pengaruh obat- obatan, atau berbagai gangguan hormon yang berperan pada siklus haid lainnya.
Pemeriksaan lebih lanjut, seperti USG atau pemeriksaan lain, kecuali untuk kehamilan, baru akan dilakukan biasanya setelah 3 bulan. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan faktor stress psikis dan fisik, yang jarang sampai berlanjut selama 3 bulan kecuali pada kondisi khusus.
Tujuan pemeriksaan USG indung telur (ovarium) salah satunya untuk melihat apakah ada tidaknya sel telur yang matang dan siap dilepaskan (ovulasi). Untuk pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada hari ke-9 siklus haid dan diulang secara serial setiap dua hari untuk melihat adanya perkembangan sel telur. Sel telur yang siap untuk ovulasi (dilepaskan) berukuran rata-rata 20,1 mm.

Terus terang saya kurang mengerti maksud Saudari yang mengatakan bahwa terjadi penumpukan pada indung telur sebanyak 5 – 7 sel telur. Perlu saudari ketahui di dalam indung telur terdapat ratusan sel – sel telur. Pada awal masa pubertas terdapat sekitar 200.000 – 400.000 sel telur. Setiap bulannya (siklus) puluhan hingga ratusan (tidak hanya 5 – 7) sel telur mengalami perkembangan. Namun memang hanya 1 sel telur saja yang mencapai tingkat kematangan, dan siap dilepaskan (kadang – kadang bisa dua sel telur, satu berasal dari indung telur yang sebelahnya). Pada saat sel telur matang, dan dilepaskan, maka sel- sel telur yang lain akan mengalami penyusutan (atresia).

Memang ada yang disebut sindrom LUF, yaitu kegagalan ovulasi akibat terperangkapnya ovum yang sudah matang di bawah simpai indung telur. Tetapi untuk menegakkan diagnosis ini tidak bisa dengan menggunakan USG, perlu pemeriksaan hormon steroid, gonadotropin dan prolaktin yang hasilnya nomal, didukung dengan laparoskopi untuk melihat gambaran luteinisasi (proses setelah ovulasi pada folikel) pada ovarium dan tidak ditemukan bintik ovulasi (tempat lepasnya sel telur).
Tetapi, pada sindroma ini pun tetap hanya satu sel telur saja yang matang (jadi bukan penumpukan).
Kembali ke masalah Saudari, maka dugaan saya adalah sel telur 5 – 7 yang terlihat, adalah yang terlihat berkembang cukup besar, namun bukan berarti matang. Jika siklus saudari berovulasi, maka salah satu sel tersebut akan mengalami kematangan dan siap dilepaskan (ovulasi). Tetapi jika tidak, kematangan tidak akan tercapai, dan kemudian sel – sel tersebut berdegenerasi sebelum matang dan menyebabkan siklus haid yang memanjang (terlambat). Siklus ini yang disebut sebagai siklus tanpa ovulasi (anovulatoir) Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor dan dapat merupakan kondisi yang normal jika hanya terjadi sesekali dalam siklus yang teratur.

Mudah – mudahan ketika membaca jawaban konkes ini, Saudari telah mendapatkan haid kembali. Saran saya, keterlambatan haid yang baru sekali terjadi sebaiknya tidak perlu pemeriksaan yang lebih lanjut. Namun jika terjadi dalam tiga kali berturut, apalagi saudari sedang merencanakan mendapatkan keturunan, pemeriksaan lebih lanjut menjadi penting dilakukan. Pemeriksaan pun biasanya dimulai dengan pemeriksaan yang sederhana, seperti pengukuran suhu tubuh basal dsb. Hal ini untuk menjaga agar tidak terjadi over diagnosa dan pemeriksaan yang tidak perlu.

Mengenai mandul dan tidaknya, terlalu dini untuk mengambil kesimpulan seperti itu. Dari segi medis, suatu pasangan dianggap mengalami masalah infertilitas (mandul) jika dalam waktu satu tahun dengan berhubungan seks paling tidak 3 kali dalam seminggu tetapi belum juga mendapatkan keturunan. Bila ini yang terjadi, maka kedua belah pihak akan diperiksa.

Pemeriksaan pada Saudari, salah satunya juga untuk melihat apakah siklus tersebut terdapat ovulasi atau tidak (dilihat dalam 3 siklus yang berturut – turut). Pengobatan tentunya sesuai dengan penyebab. Pun untuk masalah anovulasi juga dapat diberikan obat tergantung penyebab anovulasi tersebut.

Ada beberapa obat yang dapat menyebabkan suatu siklus anovulasi antara lain yaitu simetidin (sering dipakai untuk pengobatan nyeri ulu hati), reserpin dan butirofenon.

Beberapa makanan dapat dibatasi (bukan berarti tidak boleh sama sekali) seperti golongan terong – terongan, kembang sepatu, pare, dan oyong yang telah diteliti dapat mengganggu ovulasi. Selain itu, beberapa sayuran yang termasuk famili Brassica (cabe, brokoli, bunga kol,dll) karena sayuran ini dapat menghambat fungsi tiroid. Kurangi metilxantin (kopi dan coklat) karena dapat mengganggu rasio hormon. Makanan awetan pun diduga menurunkan magnesium dan nutrien lain yang diperlukan untuk produksi hormon. Beberapa vitamin (vitamin Α,D, E, C) dan mineral seperti kalsium, magnesium, selenium, zinc memang diperlukan untuk pembentukan dan keseimbangan hormon. Tetapi ini semua hanya diperlukan sebagai terapi penunjang jika masalah utama telah ditegakkan.

Demikian uraian saya, semoga dapat menjawab permasalahan saudari. Terima kasih atas pertanyaannya.

Wassalaamu'alaikum wr. wb
Â
(Dr. Edi Patmini SS.)

No comments: