Mengapa ya anak saya seringkali membenturkan dahinya baik sedang bermain, lebih-lebih kalau lagi marah? Untuk info, anak saya usianya hampir 14 bulan. Perilakunya sudah terjadi beberapa minggu ini. Mau dibilang autis, saya rasa tidak, karena kalau dipanggil dia menoleh, diajak bicara dia mengerti, diajak main sama anak-anak kecil yang lain dia senang.
Pemakaian alat-alat dia juga mengerti, misalnya: kegunaan sisir, baju, celana, sepatu, dll. Anak saya sih cengeng, kebentur sedikit saja sudah nangis, tapi dia tetap saja tidak pernah kapok benturin dahinya di mana saja yang dia suka. Saya khawatir kalau terus-terusan seperti ini bisa mengganggu pertumbuhannya, terutama otaknya. Kira-kira solusinya apa ya? Terimakasih sebelumnya.
Nismawati (Perempuan menikah, 29 tahun)
nismawatiXXXXX@yahoo.co.id
Tinggi badan 152 cm, berat badan 42 kg
Jawaban
Ibu Nismawati, respons yang dilakukan oleh ananda ketika marah yaitu membenturkan kepalanya kemungkinan karena ia merasa sangat kesal dan belum mampu mengekspresikan secara verbal sehingga lingkungan tidak mengetahui secara pasti apa yang ia rasakan. Ibu dapat membantunya dengan mengajaknya berkomunikasi seperti mendeskripsikan apa yang sedang ia rasakan dengan label perasaan tertentu misalnya 'kamu merasa kesal ya karena mainannya diambil', dll.
Nanti ketika anak sudah memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni maka ia akan mengekspresikan secara verbal tentang apa yang sedang dirasakan.
Selamat mencoba.
Ratih Zulhaqqi, M.Psi
Pemakaian alat-alat dia juga mengerti, misalnya: kegunaan sisir, baju, celana, sepatu, dll. Anak saya sih cengeng, kebentur sedikit saja sudah nangis, tapi dia tetap saja tidak pernah kapok benturin dahinya di mana saja yang dia suka. Saya khawatir kalau terus-terusan seperti ini bisa mengganggu pertumbuhannya, terutama otaknya. Kira-kira solusinya apa ya? Terimakasih sebelumnya.
Nismawati (Perempuan menikah, 29 tahun)
nismawatiXXXXX@yahoo.co.id
Tinggi badan 152 cm, berat badan 42 kg
Jawaban
Ibu Nismawati, respons yang dilakukan oleh ananda ketika marah yaitu membenturkan kepalanya kemungkinan karena ia merasa sangat kesal dan belum mampu mengekspresikan secara verbal sehingga lingkungan tidak mengetahui secara pasti apa yang ia rasakan. Ibu dapat membantunya dengan mengajaknya berkomunikasi seperti mendeskripsikan apa yang sedang ia rasakan dengan label perasaan tertentu misalnya 'kamu merasa kesal ya karena mainannya diambil', dll.
Nanti ketika anak sudah memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni maka ia akan mengekspresikan secara verbal tentang apa yang sedang dirasakan.
Selamat mencoba.
Ratih Zulhaqqi, M.Psi
No comments:
Post a Comment